Caffe Mocha

Aku mau pulang cepat hari ini Sayang. Supaya bisa menyeduhkanmu secangkir kopi panas. Caffe mocha untuk malam ini.

Kamu (!)

Wine, dine, and I’ll be fine. Begitulah setiap kali aku bersamamu.

Di Sini Saja

Kamu di mana-mana Rindu. Tapi tolong jangan ke mana-mana.

Taa Daa!

Rindu datang dalam sepi. Mengendap-endap memasuki hatimu. Tak ketahuan, kan? Tahu-tahu sudah di sana.

Libur

Apa kalau hari libur, kamu libur mengabariku juga?

Asal Sama Kamu

Pernah nggak kamu bertanya kenapa aku selalu menjawab ‘terserah’ kalau ditanya ‘mau makan apa’? Karena kalau inginku, pasti kujawab ‘makan apapun asal sama kamu’.

Menunggu (?)

Aku bersedia menunggumu selamanya. Tapi sudah ada perempuan satu-satunya yang telah kau labuhkan cintamu untuknya. Lalu bagaimana?

Nakal

Lebih menyenangkan berpelukan denganmu tanpa sehelai benang pun di tubuh. Begitu menurutku.

Wine

Baru saja meninggalkan sebotol minuman wine yang aku suka (tapi kamu tidak). Ah, untung aku ingat merk-nya!

Celetukan

“Nanti saja kubaca tulisan-tulisanmu setelah kita putus” itu semacam punya rencana untuk putuskah atau memang kita sudah tahu tidak akan lama bertahan? Lalu kita hanya tersenyum menanggapi celetukan ini.