Duhai, Lelaki! Kenapa sulit sekali menolak pesonamu? Ah, mungkin kamu terbuat dari kue tart yang kusuka. Lalu dilumuri oleh lelehan cokelat yang agak pahit. Dan dihiasi oleh eksotisme stroberi.
Selamat pagi buta wahai kalian semua! Aku masih terjaga dalam hening dan gelap. Karena saat ini mereka karibku. Yang memang menyakiti, tapi menemani. Psssttt, akan kuusir perlahan… Lalu lelap.
Setahun lalu di bulan ini. Tak mengingat persis apa yang kita mulai. Tapi tak melupakan yang pernah kita punya. Karena sesungguhnya waktu mengkekalkan. Segala yang sudah kebas rasa.
Ah, jangan terus menggoda aku dengan wajah itu! Kamu kan tahu kalau seluruh rautmu merampas nafasku. Merenggut degupku. Sekejap. Tapi juga menghidupkanku.
Menarilah sejenak bersamaku, Sayang. Di bawah hujan yang menyegarkan. Lalu pulanglah kamu ke istanamu. Jadikan dirimu sendiri hadiah. Dan lelaplah dalam doaku. Sementara aku akan tetap menari di bawah hujan. Menantimu kembali di dekapan esok.
Kenapa ya aku selalu kehausan senyum dan kelaparan pandang? Sajian yang menggiurkan dari etalase dirimu. Akan kunikmati saja sampai puas. Tak perlu bayar, kan?
Aku bukan kekasih yang baik, Sayang. Karena aku sudah terlalu mencintaimu. Padahal kamu bilang cinta yang mendalam akan membunuh kita. Jadi masih sudikah menerima apa adanya aku?
Maafkan jika aku tak bisa diam. Terus menggemakan rindu di pikiranmu. Maafkan jika aku tak mampu tangguh. Terus menyandarkan harap di hadirmu. Dan maafkan jika aku tak sanggup menepati janji untuk menyerah padamu.